There is no failure

November 25, 2008 at 7:46 pm | Posted in Uncategorized | Leave a comment
Tags:

Ada yang pernah mengatakan: “if you keep on doing what you’ve always done, then you”ll keep on getting what you’ve always got“. Jadi kira-kira artinya, kalau kamu selalu melakukan hal yang sama, maka kamu akan selalu mendapatkan hal yang sama. Saya pikir ini suatu “hukum” yang cukup benar. Artinya, untuk mendapatkan sesuatu yang berbeda, kamu harus melakukan hal tersebut dengan cara yang berbeda pula. Jangan jadikan hambatan menjadi penghambat tapi jadikan hambatan menjadi sebuah motivasi untuk lebih maju, kita melihat orang-orang sukses kalau berdiam diri saja dapat mendapatkan uang, akan tetapi mereka terlebih dahulu merasakan pahit dan susahnya untuk menjadi orang sukses, there is not any success without any pain first. Kebanyakan orang yang sukses, bukanlah orang yang tidak pernah gagal. Melainkan orang yang pernah gagal, dan kemudian belajar dari kegagalan tersebut. Bagi mereka, kegagalan adalah umpan balik. There is no failure, only feedback. Memang ada pengorbanan. Dan memang begitulah seharusnya. Semangat besar saja tidak bisa membawa saya atau kamu ke keadaan yang ingin kita capai. Harus ada strategi. Juga harus ada pengorbanan, usaha dan DOA

“Sukses bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik anda, milik saya dan milik siapa saja yang menyadari, menginginkan dan memperjuangkan dengan sepenuh hati”-Andrie Wongso

THE 7 HABITS OF HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE

November 25, 2008 at 7:20 pm | Posted in Uncategorized | Leave a comment
Tags:

THE 7 HABITS OF HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE adalah 7 Kebiasaan Dari Orang-Orang Yang Sangat Efektif. Efektif : Melakukan hal yang tepat (do right thing). Efisien : Melakukan dengan tepat (do thing right). Kebiasaan : Perilaku (behaviour) yang sering (berulang-ulang) dilakukan.

Character Ethic (Prinsip-prinsip dasar) adanya prinsip-prinsip dasar yang positif dan orang hanya dapat mengalami keberhasilan yang sejati dan kebahagiaan yang abadi bila mereka belajar mengintegrasikan prinsip-prinsip tersebut kedalam karakter dasar mereka. Contoh prinsip-prinsip dasar seperti : Integritas, Kerendahan Hati, Kesetiaan (loyal), Keadilan, Keberanian, Kesederhanaan, Kesopanan, dan lain-lain.
Personality Ethic (Sikap dan Perilaku). Keberhasilan merupakan suatu fungsi kepribadian, citra masyarakat, sikap dan perilaku, keterampilan dan teknik, yang melicinkan proses-proses interaksi manusia. Personality Ethic mengambil 2 jalan : 1. Teknik hubungan manusia dan masyarakat 2. Sikap mental positif.
Paradigm / Paradigma (Cara pandang) adalah representasi mental. Adalah model, pattern, atau kumpulan ide-ide yang menjelaskan satu aspect. Paradigma bisa diumpamakan sebagai peta dari kota atau wilayah sehingga jelas bahwa peta bukanlah wilayah itu sendiri. Kita melihat dunia bukan sebagaimana dunia adanya, melainkan sebagaimana kita adanya – atau – sebagaimana kita terkondisikan untuk melihatnya. Tidak pernah lengkap dan tidak pernah sama.

Emotional Bank Account (Rekening Bank Emosional) Rekening Bank Emosional mencerminkan tingkat kepercayaan dalam suatu hubungan. Seperti rekening keuangan di bank, kita memasukkan simpanan ke atau melakukan penarikan dari rekening ini. Perbuatan-perbuatan seperti berusaha untuk memahami terlebih dahulu, bersikap murah hati, menepati janji, dan bersikap setia.

Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif ( Be Proactive ) kemampuan memilih respon sesuai dengan nilai-nilai yang dianut disebut proaktif. Sedang sikap reaktif adalah respon yang didasarkan pada perasaan, keadaan atau suasana hati. Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, di masa sekarang, maupun di masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah pelaku- pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta menggunakan keempat karunia manusia yang unik . Kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi, dan kehendak bebas . Dan dengan menggunakan Pendekatan Dari Dalam ke Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup mereka sendiri, yang adalah keputusan paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.
Kebiasaan 2 : Merumuskan apa yang sebenarnya menjadi tujuan kita. Menuliskan visi kita, kemudian baru menentukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan. Menyelaraskan kegiatan sehari-hari kita dengan tujuan yang telah kita tentukan tersebut. Merujuk pada Tujuan Akhir ( Begin With The End in Mind ) Segalanya diciptakan dua kali . Pertama secara mental, kedua secara fisik. Individu, keluarga, tim, dan organisasi, membentuk masa depannya masing-masing dengan terlebih dahulu menciptakan visi serta tujuan setiap proyek secara mental. Mereka bukan menjalani kehidupan hari demi hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara mental mereka identifikasikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan yang paling penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen terhadap diri sendiri untuk melaksanakannya. Suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan secara mental, yang dapat disusun oleh seorang individu, keluarga, atau organisasi. Pernyataan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusan-keputusan lainnya. Menciptakan budaya kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai, adalah inti dari kepemimpinan.
Kebiasaan 3 : Menjadwalkan dan mendahulukan pekerjaan-pekerjaan yang penting atas pekerjaan yang kurang penting. Ada 4 kuadran waktu, yaitu kuadran :
1. Hal yang penting dan mendesak
orang yang mayoritas waktunya dihabiskan disini kemungkinan besar karena terlalu banyak menunda-nunda pekerjaan dan mengabaikan perencanaan dan pencegahan.
2. Hal yang penting dan tidak mendesak.
Idealnya orang menghabiskan sebagian besar waktunya di sini. Belajar, evaluasi, perencanaan yang baik, olahraga, membina hubungan baik dengan orang lain, termasuk dalam kuadran ini.
3. Hal yang mendesak tetapi tidak penting.
Sesuatu yang kelihatan mendesak untuk dikerjakan, tetapi sebenarnya tidak penting.
4. Hal yang tidak mendesak dan tidak penting.
Di sinilah tempat orang-orang pemalas menghabiskan waktu. Baca koran berlebihan dengan alasan cari informasi, nonton TV berlebihan, ngobrol dengan relasi berlebihan. Hal-hal yang dalam jangka pendek menyenangkan untuk dilakukan. Pada dasarnya kuadran 3 dan 4 adalah tempat orang-orang yang kurang efektif menghabiskan waktunya.
Berikut ini adalah contoh kegiatan pada tiap kuadran:
I. SI PENUNDA-NUNDA (pekerjaan penting-mendesak)
– Pekerjaan mendesak
– Menangani krisis
– Kehabisan bensin
– Memperbaiki alat
– Rapat
II. ORANG EFEKTIF (pekerjaan penting-jangka panjang)
– Belajar
– Pelatihan
– Olah raga 3 kali seminggu
– Membina hubungan
– Preventive maintenance
– Memulai pekerjaan jauh sebelum batas waktu habis.
III. SI YES MAN (pekerjaan mendesak tetapi tidak penting)
– Interupsi saat kerja
– Pekerjaan orang lain
– Telpon tak penting
– Tak bisa menolak ajakan orang
IV. SI PEMALAS (pekerjaan tak mendesak dan tak penting)
– Banyak main games
– Banyak membaca koran/majalah
– Banyak nonton TV
– Banyak ngobrol
– Tidur melulu
– Banyak jalan-jalan

Setelah berhasil menjadi orang yang PROAKTIF, MEMILIKI VISI, DAN MAMPU MEMBUAT PRIORITAS berarti kita telah memperoleh kemenangan pribadi berupa KEMANDIRIAN. Tahap berikutnya adalah tahap kesaling-tergantungan (inter-dependensi). Kesalingtergantungan hanya dapat dilakukan oleh dua orang yang mandiri. Tanpa kemandirian, yang akan terjadi adalah ketergantungan pada orang lain. Dahulukan yang Utama ( Put First Thing First ) Mendahulukan yang utama adalah penciptaan kedua secara fisik. Mendahulukan yang utama artinya mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental (tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda). Hal-hal sekunder tidak didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.

Kebiasaan 4 : Win-win solution maksudnya berpikir untuk keuntungan kita dan keuntungan orang yang berurusan dengan kita. Jadi kita tidak memandang dari sudut kepentingan kita saja, tetapi juga dari sudut kepentingan orang lain. Ini adalah contoh ekstrim orang yang tidak berpikir menang-menang : Seorang Suami yang baru bercerai dengan istrinya divonis oleh pengadilan untuk membagi dua kekayaannya dengan mantan istrinya. Karena tak ingin mantan istrinya menikmati harta hasil jerih payahnya, si suami menjual seluruh kekayaannya dengan harga sangat murah. Mobil dijual seratus ribu, rumah dijual dua ratus ribu, TV dijual lima ribu, dan banyak lagi barang-barang yang dijual dengan harga luar biasa murah. Sesuai perintah pengadilan, hasil penjualan dibagi dua dengan mantan istrinya. Si suami puas, merasa menang karena berhasil membuat istrinya gigit jari. Namun pada hakekatnya dia lebih kalah lagi.
Berfikir Menang/Menang ( Think Win Win ) Berfikir menang/menang adalah cara berfikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama, dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berfikir menang / menang adalah didasarkan pada kelimpahan . “kue” yang selamanya cukup, peluang, kekayaan, dan sumber-sumber daya yang berlimpah , ketimbang pada kelangkaan serta persaingan. Berpikir menang-menang artinya tidak berpikir egois (menang / kalah) atau berpikir seperti martir (kalah / menang). Dalam kehidupan bekerja maupun keluarga, para anggotanya berpikir secara saling tergantung , dengan istilah “kita”, bukannya “aku”. Berpikir manang / menang mendorong penyelesaian konflik dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan. Berpikir menang / menang artinya berbagai informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.

Kebiasaan 5 : Berusaha mengerti terlebih dahulu kemauan orang lain, baru kemudian berusaha dimengerti orang lain. Berusaha melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dari kacamata orang lain. Prinsipnya adalah kemampuan untuk sungguh-sungguh mendengarkan perasaan orang lain. Berusaha untuk Memahami Terlebih Dulu, Baru Dipahami (To Understand To Be Understood) Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang untuk menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.

Kebiasaan 6 : Sinergi adalah 1 + 1 = 5, mencari pendapat ketiga, dari dua pendapat yang berbeda. Wujudkan Sinergi (Synergy). Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga, bukan caraku, bukan caramu, melainkan cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Sinergi adalah buah dari sikap saling menghargai , sikap memahami dan bahkan memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim-tim serta keluarga-keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing individu sehingga secara keseluruhannya lebih besar dari pada jumlah total dari bagian-bagiannya. hubungan-hubungan serta tim-tim seperti ini mengenyampingkan sikap saling merugikan (1 + 1 = 1/2). Mereka tidak puas dengan kompromi (1 + 1 = 1 1/2), atau sekedar kerjasama (1 + 1 = 2). Melainkan, mereka kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3 atau lebih).

Kebiasaan 7 : Ada saatnya manusia perlu berhenti sejenak untuk instropeksi, belajar, berlatih, evaluasi, penyegaran, mengambil jarak dari lingkungan untuk mengisi baterainya kembali. Mengasah Gergaji ( Sharpening The Saw ) Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus menerus dalam keempat bidang kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang meningkatkan kapasitas kita untuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi sebuah organisasi, Kebiasaan 7 menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan terus-menerus, kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral, dan memposisikan organisasinya di jalan pertumbuhan yang baru. Bagi sebuah keluarga, kebiasaan 7 meningkatkan keefektifan lewat kegiatan-kegiatan pribadi maupun keluarga secara berkala, seperti membentuk tradisi-tradisi yang merangsang semangat pembaharuan keluarga.
“Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang “ oleh karena itu keberhasilan bukanlah merupakan suatu perbuatan , tetapi merupakan suatu KEBIASAAN. Ada 3 hal yang tetap di dunia ini, yaitu: perubahan, prinsip dan adanya pilihan. Perubahan terus terjadi di dunia, namun prinsip-prinsip tidak berubah. Prinsip-prinsip itu misalnya gravitasi bumi, minyak mudah terbakar, juga prinsip-prinsip kesopanan, kejujuran, keberanian, dan kebaikan hati. Karena prinsip-prinsip tak pernah berubah, dia merupakan dasar yang kokoh untuk membangun karakter manusia.
Pilihan selalu dimiliki manusia. Misalnya seseorang yang dimaki-maki orang lain, tak mesti harus sakit hati, dia sebenarnya memiliki pilihan-pilihan untuk memberi respon. Dia bisa sakit hati, marah, balas memaki-maki, bahkan menonjok si pelaku, Namun dapat juga diam dan tersenyum seraya menganggap si orang yang memaki-maki sedang mengalami hari yang buruk. Manusia bebas memilih, namun manusia akan selalu menanggung resiko dan tak bisa lepas dari akibat yang ditimbulkan oleh pilihan-pilihannya.

Create a free website or blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.